BASIS ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI INOVASI DI BIDANG PERTANIAN
MENDENGAR SAYA LUPA ,MELIHAT SAYA INGAT,MENCOBA SAYA PAHAM MELAKSANAKAN SAYA MAHIR .

Kamis, 03 September 2020

BOKASHI

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI) Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4). Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional. EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk gergajian. Namun bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme. A. Pembuatan Bokashi Bahan pembuatan bokashi (jerami, rumput, pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) dapat berupa bahan yang sudah kering ataupun masih basah (segar). Ada beberapa jenis bokashi, yaitu : 1. Bokashi Jerami Bahan yang digunakan: a. Jerami sebanyak 10 kg (bisa juga rumput atau tanaman kacangan) yang telah dipotong- potong sehingga jerami berukuran panjang sekitar 5-10 cm. b. Dedak sebanyak 0,5 kg dan sekam sebanyak 10 kg. c. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml). d. Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya. Cara pembuatan : a. Pertama-tama dibuat larutan dari EM4, molasses/ gula dan air dengan perbandingan 1 ml : 1 ml :1 liter air. b. Bahan jerami, sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai yang kering. c. Selanjutnya bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan bertahap sehingga terbentuk adonan. Adonan yang terbentuk jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari adonan. Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali mengembang (kandungan air sekitar 30%). d. Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm. Gundukan selanjutnya ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari. Selama dalam proses, suhu bahan dipertahankan antara 40-50 o C. Jika suhu bahan melebihi 50 o C, maka karung penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya gundukan ditutup kembali. e. Setelah empat hari karung goni dapat dibuka. Pembuatan bokashi dikatakan berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih dan aromanya sedap. Sedangkan jika dihasilkan bokashi yang berbau busuk, maka pembuatan bokashi gagal. f. Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika bokashi ingin disimpan terlebih dahulu, maka bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara mengangin- anginkan di atas lantai hingga kering. Setelah kering bokashi dapat dikemas di dalam kantung plastik. Penggunaan : Bokashi jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah. 2. Bokashi Pupuk Kandang Bahan yang digunakan : a. Pupuk kandang sebanyak 15 kg. b. Sekam sebanyak 10 kg dan dedak sebanyak 0,5 kg. c. Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml). d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya. Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi pupuk kandang mirip dengan pembuatan bokashi jerami, hanya jerami digantikan dengan pupuk kandang. Penggunaan: Penggunaan bokashi pupuk kandang sama dengan penggunaan bokashi jerami. Selain itu bokashi pupuk kandang baik untuk digunakan di dalam pembibitan tanaman. Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang diaplikasikan dengan tanah pada perbandingan 1:1. 3. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang Bahan yang digunakan : a. Pupuk kandang sebanyak 10 kg, dedak sebanyak 0,5 kg, arang sekam/arang serbuk gergaji sebanyak 5 kg. b. Molases\gula sebanyak dua sendok makan (10 ml). c. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya. Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi pupuk kandang ditambah arang mirip dengan pembuatan bokashi jerami, hanya jerami digantikan dengan kotoran hewan (pupuk kandang) dan arang sekam\arang serbuk gergaji. 4. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Tanah Bahan yang digunakan : a. Pupuk kandang sebanyak 5 kg dan tanah sebanyak 10 kg. b. Arang sekam\arang serbuk gergaji sebanyak 5 kg dan dedak halus sebanyak 5 kg. c. Molases/gula sebanyak dua sendok makan (10 ml). d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya. Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi pupuk kandang tanah mirip dengan pembuatan bokashi pupuk kandang-arang, hanya perlu ditambahkan tanah. Penggunaan: Bokashi pupuk kandang-tanah baik untuk digunakan di dalam pembibitan tanaman. Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang cukup dicampur dengan tanah pada perbandingan 1:1. 5. Bokashi Ekspres (24 jam) Bahan yang digunakan : a. Jerami kering, daun kering, serbuk gergajian dan bahan lainnya sebanyak 10 kg. b. Pupuk kandng sebanyak 5 kg dan dedak sebanyak 1 kg. c. Molases\gula pasir sebanyak dua sendok makan (10 ml). d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya. Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi ekspres sama dengan cara pembuatan bokashi pupuk kandang-tanah, hanya bahan-bahan yang akan difermentasikan dicampur dengan bokashi yang sudah jadi dan dedak secara merata. Proses fermentasi hanya berlangsung selama 24 jam dan sesudahnya bahan dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik. Penggunaan : Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman sayuran dan buah-buahan. Cara penggunaan : Cara pengaplikasian bokashi adalah sebagai berikut : 1. Untuk lahan tegalan dan sawah Penggunaan bokashi untuk setiap meter perseginya adalah sekitar 3-4 genggam bokashi, kecuali pada tanah yang kurang subur dapat dilebihkan. Bokashi disebar merata di atas permukaan tanah. Pemberian dapat juga dilakukan dengan cara mencampur bokashi dan tanah. Hal ini dapat dilakukan pada waktu pengolahan tanah. Sedangkan pada tanah sawah pemberian bokashi dilakukan saat pembajakan dan setelah tanaman berumur 14 hari dan 30 hari. 2. Untuk tanaman buah-buahan Bokashi disebar secara merata di permukaan tanah atau di sekitar daerah perakaran. Selanjutnya larutan EM4 disiramkan dengan dosis 2 ml per liter air setiap dua minggu sekali. 3. Untuk pembibitan Lahan yang akan dijadikan sebagai tempat pembibitan disiram dengan larutan EM4 dengan dosis 2 ml per liter air. Selanjutnya lahan dibiarkan selama satu minggu sebelum lahan siap untuk digunakan. B. Kegunaan Lain EM4 Selain untuk pembuatan bokashi, EM4 dapat juga digunakan sebagai pestisida organic seperti EM5, super EM5, EMRAS dan pestisida alami dari ekstrak tanaman. EM5 digunakan sebagai pestisida untuk penanggulangan hama dan penyakit tahap awal. Sedangkan Super EM5 digunakan untuk menanggulangi hama dan penyakit pada tahap kronis. 1. EM5 dan Super EM5 Bahan yang digunakan : a. Molases/gula, cuka makan/cuka aren 5%, alcohol 40% masing-masing sebanyak 100 ml. b. EM4 100 ml dan air sebanyak 1 liter. (Khusus untuk pembuatan super EM5 tidak digunakan air). Cara pembuatan : a. Semua bahan dimasukkan ke dalam botol/jerigen. Selama 15 hari selanjutnya wadah dikocok pada pagi dan sore harinya. Unttuk membebaskan gas yang terbentuk selama proses fermentasi, tutup botol dibuka sebentar. b. Kegiatan pengocokan dihentikan pada hari ke 15 setelah tidak ada lagi gas yang terbentuk. Selanjutnya dibiarkan selama tujuh hari. Selanjutnya EM5 dapat digunakan. Dosis pemakaian : a. EM5: 10-50 ml (2-10 sdm)/l air + 10-50 ml molasses. b. Super EM5: 5 ml (1 sdm)/l air + 5 ml molasses. Waktu pengaplikasian : Waktu pengaplikasian EM5 dan super EM5 sebaiknya dilakukan pada sore hari. EM5 dan super EM5 digunakan paling lama tiga bulan. 2. EMRAS (EM4 dengan air beras) Bahan yang digunakan : Bahan yang digunakan terdiri dari air beras sebanyak 1 l, molasses\gula sebanyak 10 ml dan EM4 sebanyak 10 ml (2 sdm). Cara pembuatan dan aplikasi : Bahan-bahan tersebut di atas dicampurkan semuanya dan selanjutnya dibiarkan selama dua hari. Setelah itu EMRAS dapat diaplikasikan. Namun EMRAS harus sudah habis diaplikasikan pada hari ketiga (satu hari setelah proses pembuatan selesai). Selain sebagai pestisida, EMRAS dapat juga digunakan sebagai pupuk. Dosis pemakaian: Dosis yang digunakan adalah 5 ml/l air. 3. Pestisida Alami dari Ekstrak Tanaman Bahan yang digunakan : a. Daun legum/kacang-kacangan (kacang babi), terutama yang masih muda. b. EM4 sebanyak 20 ml/l air. Cara pembuatan : Daun-daunan dicincang dan selanjutnya diberi larutan EM4. Bahan selanjutnya direndam selama 3-5 hari. Selama direndam bahan ditutupi dengan plastik hitam. Setelah lima hari larutan dapat digunakan sebagai pestisida. Dosis pemakaian : Dosis pemakaian adalah 5 ml/l air. “Berarti kalo untuk pot cuman beberapa sendok tuh.....ngirit bener....”

Sabtu, 26 Januari 2019

Teknologi Pengendalian Penyakit Antraknose atau Patek pada Tanaman Cabe

Teknologi Pengendalian Penyakit Antraknose atau Patek. Tanaman Cabai merupakan jenis sayur-sayuran yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Karena hampir seluruh masyarakat membutuhkan cabai dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini keadaan iklim yang tidak menentu sangat mempengaruhi harga cabai. Tanaman cabai sangat sensitif terhadap berbagai penyakit, terutama penyakit antraknose atau lebih dikenal istilah patek merupakan salah satu penyakit penting pada cabai keriting, cabai besar yang dapat menurunkan hasil antara 20–90% terutama pada saat musim penghujan. Sehingga tanaman cabai yang siap panen banyak yang membusuk. Akibat penurunan produksi ini, petani mengalami kerugian karena tidak bisa mencapai panen yang optimal. Patogen utama penyakit antraknose pada cabai di Indonesia paling banyak disebabkan oleh jamur Colletotrichum acutatum Simmon. Gejala serangan penyakit antraknose atau patek mula-mula membentuk bercak cokelat kehitaman kemudian menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri atas kelompok seta dan konidium jamur. Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna seperti merah jambu keabu-abuan atau kehitaman. Ledakan penyakit antraknos ini sangat cepat terutama pada saat musim penghujan. Jamur ini menyerang tanaman dengan menginfeksi jaringan buah dan membentuk bercak cokelat kehitaman yang kemudian meluas menjadi busuk lunak. Serangan yang berat menyebabkan buah mengering dan keriput serta berwana kuning dan kehitaman. Pada bagian tengah bercak yang mengering terlihat kumpulan titik-titik hitam dari koloni jamur. Ciri lain akibat serangan jamur ialah buah yang terserang terlihat bintik-bintik pada bagian tepi berwarna kuning, kemudian membesar dan memanjang. Pada kondisi lembab, jamur memiliki lingkaran memusat berwarna merah jambu atau abu-abu kehitaman. Teknologi Pengendalian Penyakit Antraknose atau Patek: 1. Gunakan benih sehat. Jangan menggunakan biji cabai yang sudah terinfeksi, karena spora jamur tersebut dapat bertahan pada benih cabai. 2. Tanamlah varietas cabai yang lebih tahan patek, biasanya rawit lokal lebih tahan terhadap penyakit patek 3. Gunakan agensia hayati antagonis atau memanfaatkan mikroba Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis 4. Gunakan agensia antagonis dengan memanfaatkan Trichoderma spp. Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa Trichoderma dapat menghambat laju perkembangan jamur C. Acutatum penyebab penyakit antraknos. 5. Lakukan perendaman biji dalam air panas (sekitar 55oC) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik yaitu golongan triazole dan pyrimidin (0,05–0,1%) sebelum ditanam atau menggunakan agens hayati. 6. Lakukan penyemprotandengan fungisida atau agens hayati yang tepat terutama tanaman berumur 20 hari di persemaian atau 5 hari sebelum dipindahkan ke lapangan. 7. Perawatan di lingkungan sekitar tanaman mutlak dilakukan, terutama cabang air (wiwilan), penyiangan gulma, dan pengaliran air yang tergenang. Semua faktor tersebut merupakan bagian dari tindakan pencegahan, yang ditujukan agar lingkungan sekitar tanaman tidak lembab, mengingat patek (antraknose) disebabkan oleh jamur yang perkembangannya sangat didukung oleh lingkungan yang lembab. 8. Memusnahkan bagian tanaman,baik daun, batang atau buah yang terinfeksi. 9. Lakukan penggiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain yang bukan famili solanaceae (terong, tomat dll.) atau tanaman inang lainnya. 10. Penggunaan fungisida fenarimol, triazole, klorotalonil, dll. khususnya pada periode pematangan buah dan terutama saat curah hujan cukup tinggi. Fungisida diberikan secara bergilir untuk satu penyemprotan dengan penyemprotan berikutnya, baik yang menggunakan fungisida sistemik atau kontak atau bisa juga gabungan keduanya. 11. Penggunaan mulsa hitam perak, karena dengan menggunakan mulsa hitam perak sinar matahari dapat dipantulkan pada bagian bawah permukaan daun/tanaman, sehingga kelembaban tidak begitu tinggi. Disamping itu penggunaan mulsa plastik untuk menghindari penyebaran spora melalui percikan air hujan. 12. Gunakan jarak tanam yang agak lebar yaitu sekitar 65–70 cm (lebih baik 70 cm) dan ditanam secara zig-zag ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban dan sirkulasi udara cukup lancar karena jarak antar tanaman semakin lebar, keuntungan lain buah akan tumbuh lebih besar. 13. Tambahkan unsur Kalium dan Kalsium untuk membantu pengerasan buah cabai. 14. Jangan gunakan pupuk nitrogen (N) terlalu tinggi, misal pupuk Urea, Za, ataupun pupuk daun dengan kandungan N yang tinggi. Sebaiknya gunakan pupuk dasar NPK yang rendah kandungan nitrogennya dengan kocoran karena unsur N akan membuat tanaman menjadi rimbun yang akan meningkatkan kelembaban di sekitar tanaman. 15. Hindarkan menanam cabai berdekatan dengan tanaman cabai yang sudah terkena lebih dahulu oleh antraknos / patek, ataupun tanaman inang lain yang telah terinfeksi. 16. Pengelolaan drainase yang baik terutama di musim penghujan, dengan cara meninggikan guludan tanah. Sumber : Iptek Hortikultura Vol 10 Tahun 2014 oleh Hasyim, A, Setiawati, W, dan Liferdi

Senin, 06 Agustus 2018

Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot

Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot tidaklah susah, sama seperti kita memelihara tanaman lainnya. Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot tidak ubahnya seperti kita menanam bunga, dari memilih benih atau bibit bunga, kemudian menyiapkan media tanamnya yaitu wadah plastik (polybag) atau pot dan tanahnya yang dicampur pupuk organik atau pupuk kandang. serta menanam bibit bunga dan merawatnya hingga menghasilkan bunga yang diinginkan. Ikuti Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot yang saya lakukan yang sebelumnya belum pernah menanam cabai rawit tetapi sekarang cabai rawit itu telah berbuah sempurna. Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot yang saya terapkan berawal dari sebuah riset sederhana, di mana ketika kita hidup di perkotaan atau hidup di perumahan yang lahan nya sempit dan terbatas kita bisa melihat berbagai tumbuhan baik tanaman bunga atau tanaman buah jarang sekali diserang penyakit. Hal ini berbalik 180 derajat ketika saya pulang kampung di mana tanaman apa pun jenisnya pasti akan diserang penyakit, seperti pohon mangga yang tumbuh di samping rumahku di kampung batangnya tidak pernah normal karena diserang hama penggerek batang namanya, jadi batangnya atau dahannya selalu patah dan lama-lama pohonnya kan mati. Kemudian saya memilih tanaman cabai rawit karena buah yang satu ini tidak akan terlepas dari kehidupan manusia, dan harganya kadang-kadang menjadi isue yang hot sesuai dengan rasanya, intinya tumbuhan ini vital bagi kehidupan saya dan para pencinta gorengan. Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot saya lakukan dalam beberapa tahapan : 1. Saya membaca beberapa referensi dari internet dan juga melihat video berbagai teknik atau Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot di youtube. 2. Membeli benih ditoko pertanian, jika kita awam jangan sungkan-sungkan bertanya atau berkonsultasi dengan pemilik kios penjual alat , obat dan benih-benih pertanian, cari benih yang unggul. 3. Sambil membeli benih kita juga bisa membeli alat-alat yang kita butuhkan seperti plastik polybag untuk penyemaian benih dan penanaman cabai rawit, pupuk anorganik, alat penyemprot hama dan juga obatnya. 4. Menyemai benih cabai rawit dengan menggunakan polybag yang kecil. 5. Sambil menunggu bibit cabai rawit berumur sekitar 3 – 6 minggu kita menyiapkan tempat penanaman dalam polybag besar. 6. Setelah bibit cabai rawit siap tanam, maka kita pasang sanitasi atau cara pengairan menggunakan pipa dan selang yang terhubung dengan bak penampungan air. 7. Masa perawatan adalah masa yang sangat menyenangkan dan membosankan, karena kita harus rajin menyirami dan juga memberantas hama yang menyerang. 8. Perawatan Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot dengan proses yang baik akan menghasilkan panen yang maksimal. Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot Cara Budidaya Cabai Rawit dalam Polybag atau Pot bisa anda coba, jika anda mau berhenti membeli cabai yang harganya kadang menguras kantong.

Senin, 09 Juli 2018

BUDIDAYA JERUK


Jeruk Minim Biji Asli Indonesia
Badan Puslitbang Hortikultura Pertanian memperkenalkan 2 varian jeruk yang diharapkan mampu menyaingi hadirnya jeruk-jeruk impor yang membanjiri Indonesia.
Tingginya jumlah import produk hortikultura, salah satunya buah jeruk, yang pada data Badan Karantina tercatat sebesar 171.858,9 ton membuat Badan Puslitbang Hortikultura Pertanian terus berupaya mencari terobosan baru dan meningkatkan daya saing agar tetap bisa bertahan di negeri sendiri.
Bertempat di Jakarta Convention Center, Kepala Balai Penelitian Jeruk dan Buah Sub Tropika, Puslitbang Hortikultura, Dr. Ir. Hardiyanto, M.Sc, memperkenalkan kedua varietas baru tersebut. Kedua varietas tersebut adalah jeruk keprok soe seedless dan jeruk pamelo nambangan seedless. Varietas jeruk dengan jumlah biji yang minim.
“Jeruk keprok soe seedless ini berasal dari Kabupaten Timor Tengah, NTT. Warna kulitnya oranye kemerahan. Rasanya manis, sedikit asam, dengan tingkat kemanisan 9-12 brix. Bijinya kurang dari lima. Produktivitasnya 20-40 kg/pohon/tahun. Area pengembangannya dataran tinggi 800-1200 mdpl, beriklim kering,” terangnya.
Selain jeruk keprok soe seedless, pria lulusan Universitas Brawijaya Malang dan University of the Philippina ini juga menjelaskan spesifikasi jeruk pamelo nambangan seedless. Jeruk asal Kabupaten Magetan Jawa Timur yang dibalut dengan warna kulit hijau kekuningan ini memiliki rasa manis tanpa getir, dengan tingkat kemanisan 12 brix. Daging buahnya yang merah memiliki biji tidak lebih dari lima.
Mengenai area pengembangannya, Hardiyanto menjelaskan buah ini mampu berkembang di dataran rendah 0-300 mdpl, beriklim kering. Tingkat produktivitasnya mencapai 150-200 kg/pohon/tahun.