MATERI PENYULUHAN PERTANIAN RAJIHAN
Basis inovasi teknologi guna peningkatan pengetahuan,perubahan sikap dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian
Senin, 23 Oktober 2023
Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut
Budi Daya Padi Sawah
di Lahan Pasang Surut
PENDAHULUAN
Usahatani padi di lahan sawah pasang surut memerlukan teknik budi daya
tersendiri, karena keadaan tanah dan lingkungannya tidak serupa dengan lahan
sawah irigasi. Kesalahan budi daya dapat menyebabkan gagalnya panen dan
dapat pula merusak tanah dan lingkungan.
Berdasarkan tipe luapan air, padi sawah dapat dibudidayakan pada lahan bertipe
luapan air A, B, atau C yang telah menjadi sawah tadah hujan. Lahan yang
bertipe luapan air A adalah lahan yang selalu terluapi air, baik pada saat pasang
besar maupun kecil. Tipe B hanya terluapi air pada saat pasang besar saja.
Sedangkan lahan tipe C lahan tidak terluapi air pasang, namun air tanahnya
dangkal.
Lahan pasang surut juga dapat ditanami padi gogo, tetapi teknik budi dayanya
berbeda dengan padi sawah. Dalam buku ini hanya diuraikan tentang teknik budi
daya padi sawah di lahan pasang surut.
PENYIAPAN LAHAN DAN PENGELOLAAN AIR
Penyiapan lahan terdiri dari:
- Penebasan rumput-rumput/belukar. Penebasan dilakukan dengan
menggunakan parang. Rumput/belukar yang sudah ditebas
dikumpulkan di suatu tempat kemudian dibakar.
- Pengolahan tanah.
- Pelumpuran dan perataan tanah.
Pengolahan tanah dilakukan dua tahap. Setelah pengolahan tahap pertama,
tanah digenangi, agar zat beracun terpisah dari tanah. Tinggi air genangan berkisar
antara 5 - 10 cm. Untuk mengatur tinggi air genangan dapat dilakukan
dengan memperbesar atau memperkecil bukaan pintu saluran air. Pengolahan
tanah tahap kedua dilakukan dua minggu setelah pengolahan pertama.
Alat untuk mengolah tanah dapat menggunakan:
- Cangkul.
- Traktor.
- Bajak yang ditarik sapi/kerbau.
Kedalaman pengolahan tanah sekitar 20-25 cm, jika terlalu dalam dapat
menyebabkan terangkatnya lapisan pirit (lapisan beracun). Pirit ini dapat meracuni
tanaman dan berakibat tanaman mati.
Untuk membuang zat beracun di tanah, perlu dibuat saluran cacing (kemalir)
dengan ukuran sebagai berikut:
- Lebar saluran 30 cm.
- Kedalaman 20 cm.
- Jarak antar saluran berkisar antara 6-10 m. Selain di dalam petakan,
dibuat juga saluran di sekeliling petakan.
VARIETAS
Beberapa varietas padi sawah yang sesuai di lahan pasang surut telah
disebarluaskan di beberapa wilayah pasang surut. Melihat potensi hasil rata-rata
4-7 ton/ha, varietas unggul ini dapat meningkatkan pendapatan petani khususnya
di lahan pasang surut ini.
Varietas padi sawah yang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di lahan
sawah pasang surut .
BENIH
Syarat benih yang dipakai:
- Bermutu tinggi (daya kecambah lebih dari 90%).
- Tidak tercampur dengan jenis padi atau biji tanaman lain.
- Jumlah benih 30-15 kg per hektar.
Cara menentukan mutu benih yang akan dipakai:
- Siapkan kain ukuran 20 cm x 30 cm.
- Siapkan benih sebanyak 100 butir kemudian di rendam dalam air
selama ± 2 jam.
- Benih yang sudah direndam diletakkan di atas kain yang sudah
dibasahi (lembab). Tunggu 3 - 5 hari, kemudian hitung benih yang
berkecambah: Kalau benih yang berkecambah lebih dari 90 butir,
berarti benih tersebut bermutu tinggi.
PERSEMAIAN
Persemaian dapat dibuat dengan dua cara yaitu persemaian basah dan kering.
Persemaian basah
- Benih direndam selama 12-24 jam, kemudian diangkat dan dibiarkan
berkecambah selama 1-2 hari.
- Persemaian dibuat pada lahan yang berair (macak-macak) dan tidak
terluapi air pada saat pasang.
- Luas lahan persemaian 300-500 m2 untuk setiap hektar pertanaman.
- Tanah untuk persemaian diolah dua kali (sempurna), bersih dari
rumput, belukar, sisa-sisa tanaman, kayu, batu, atau lainnya.
- Kemudian tanah diratakan dan diberi pupuk.
- Takaran pupuk untuk setiap meter persegi persemaian: 10 gram urea +
10 gram TSP (atau 14 gram SP 36) + 10 gram KCI.
Persemaian kering
Persemaian kering pada dasamya sama dengan persemaian basah.
- Tempat persemaian dibuat di guludan.
- Benih langsung disemai tanpa direndam. Setelah disemai di taburi
dengan tanah halus atau abu sekam.
- Untuk mencegah serangan hama orong-orong, benih dicampur dengan
insektisida seperti Furadan 3G sebanyak 1 gram untuk setiap 1 m2
persemaian.
- Untuk mencegah penyakit blas benih dicampur dengan fungisida
seperti Benlate T 20 WP (Benomil) sebanyak 1 gram untuk setiap
kilogram benih.
PENANAMAN
Untuk keberhasilan usahatani padi di lahan pasang surut berikut ini dianjurkan
varietas-varietas yang ditanam menurut berbagai tipe lahan dan musim.
Di lahan pasang surut yang bertipe luapan A dan B, padi sawah dapat diusahakan
dua kali setahun.
WAKTU TANAM
- Musim tanam pertama, penanaman dilakukan pertengahan Oktober
sampai awal November.
- Musim tanam kedua, penanaman dilakukan pertengahan Maret sampai
awal April.
Cara penanaman: tandur jajar
- Keuntungan:
- Mudah melakukan penyiangan.
- Mudah melakukan penyemprotan.
- Mudah melakukan panen.
- Kesulitan:
- Tenaga kerja lebih banyak kalau belum berpengalaman.
- Jarak tanam
- lahan potensial 25 cm x 25 cm
- lahan sulfat masam 20 cm x 20 cm
- lahan bergambut 20 cm x 20 cm
Jumlah bibit : 3 - 4 batang setiap rumpun.
PENYIANGAN DAN PENYULAMAN
Penyiangan dilakukan dua kali yaitu:
- Penyiangan pertama umur 3 minggu setelah tanam.
- Penyiangan kedua umur 6 minggu setelah tanam.
Penyiangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
- Dicabut dengan tangan, kemudian dipendam dalam tanah.
- Menggunakah alat siang (gasrok).
- Menggunakan herbisida antara lain DMA-6, Gramoxone, dengan
takaran 3-4 liter per hektar dengan volume semprot 400-500 liter per
hektar.
Apabila ada tanaman yang mati, diadakan penyulaman (umur 1-2 minggu)
dengan cara:
- Menggunakan bibit yang masih tersedia.
- Menyapih tanaman yang sudah tumbuh.
Pemupukan
Takaran pupuk untuk setiap lokasi berbeda, tergantung pada tipologi lahannya
(Tabel 3).
Cara pemberian pupuk
- Disebar rata di permukaan lahan.
- Keadaan air sawah pada saat memupuk harus macak-macak.
- Pengapuran penting artinya untuk menurunkan kemasaman tanah,
terutama pada lahan sulfat masam.
- Takaran kapur: 1 ton per hektar.
- Waktu pengapuran: 2 minggu sebelum tanam.
- Keadaan air tanah pada saat pengapuran harus macak-macak.
PERLINDUNGAN TANAMAN
Hama yang banyak menyerang pertanaman padi di lahan pasang surut adalah:
tikus, Orong-orong, Kepinding tanah (lembing batu), Walang sangit, Wereng
coklat.
Sedangkan penyakit utama di lahan pasang surut adalah blas.
Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan:
- Memelihara kebersihan lingkungan
- Penanaman serempak (satu hamparan sekunder).
- Pemasangan umpan beracun, dengan racun Klerat RMB sebanyak 2 kg
per hektar, dan diletakkan di beberapa tempat.
- Melaksanakan gropyokan atau pengemposan menggunakan belerang.
Hama orong-orong dapat dikendalikan dengan cara:
- Menggenangi lahan
- Merendam bibit sebelum tanam dalam larutan pestisida karbofuran
(Curater 3G, Dharmafur, atau Furadan 3G).
Kepinding tanah dikendalikan dengan menyemprotkan pestisida sebanyak 1 -
2 liter/ha.
Penyakit blas dikendalikan dengan:
- Menyemprotkan fungisida Beam atau Fujiwan sebanyak 1 - 2 kg per
hektar.
- Menanam varietas yang tahan bias.
- Tidak menggunakan pupuk N secara berlebihan/melebihi takaran.
PANEN DAN PASCAPANEN
Panen
Panen dilakukan pada saat tanaman padi menunjukkan tanda-tanda sebagai
berikut:
- Sebagian besar gabah (90%) sudah berwarna kuning.
- Bila digigit gabah patah.
Panen dapat dilakukan dengan menggunakan alat sebagai berikut:
- Sabit bergerigi
- Reaper
- Stripper.
Kehilangan hasil pada saat panen dapat dihindari dengan usaha-usaha sebagai
berikut:
- Panen tepat waktu.
- Setelah disabit langsung dirontok (paling lambat 1 hari).
- Saat merontok menggunakan alas (tikar atau terpal).
Pascapanen
Perontokan gabah dapat dilakukan dengan cara:
- Gebuk (gepyokan = istilah petani Karang Agung, Sumatera Selatan).
- Menggunakan mesin/alat perontok seperti tresher dan erekan.
Setelah dirontok, gabah dijemur di atas terpal atau lantai jemuran. Ketebalan
gabah pada saat dijemur tidak lebih dari 5 cm. Selama penjemuran, gabah
dibolak balik. Lama penjemuran sekitar 2 - 3 hari dalam keadaan panas terik.
Gabah yang sudah kering dibersihkan dari kotoran, gabah hampa, dan malai yang
masih tersisa. Alat pembersih gabah dapat menggunakan tampah dan alat/mesin
pembersih (seed cleaner).
Gabah yang sudah kering dan bersih dimasukkan ke karung untuk disimpan,
digiling, atau dipasarkan.
ANALISIS USAHATANI
Usahatani padi di lahan pasang surut sangat menguntungkan jika diusahakan
secara hati-hati sesuai dengan tipologi lahannya serta mampu mengendalikan
serangan hama tikus.
Kamis, 29 September 2022
Panen dan Pasca Panen Jeruk
Panen dan Pasca Panen Jeruk
Jeruk termasuk salah satu jenis buah-buahan yang dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan dan untuk pengobatan (terapi) bermacam-macam penyakit. Hal ini karena buah jeruk merupakan sumber Vitamin C, vitamin A dan Flavonoid yang baik untuk meningkatkan system pertahanan tubuh.
Buah jeruk sebagai bahan makanan buah-buahan mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap sehingga apabila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan. Kombinasi kandungan Vitamin C dan Flavonoid pada buah jeruk berperan sebagai antioksidan yang sangat baik untuk memperkuat system pertahanan tubuh, mendukung jaringan kolektif, dan mencegah proses penuaan. Adapun kandungan pektinnya dapat menurunkan tingkat kolesterol darah.
Namun sayang, buah jeruk yang banyak mengandung zat-zat gizi dan bermanfaat bagi tubuh manusia dapat menurunkan kualitas buah jeruk itu sendiri. Hal ini bila dilakukan pemanenan buah jeruk tidak sesuai dengan tingkat kematangan buah jeruk. Karena itu untuk mendapatkan buah yang berkualitas baik, buah yang dipetik harus dalam keadaan matang dan sudah memiliki cita rasa manis kemasam-masaman aromanya baik.
Buah jeruk yang dipetik belum matang, rasanya masih masam dan pahit, mudah berkerut atau keriput, sari buahnya sedikit dan buah tidak tahan disimpan lama. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam panen dan pascapanen jeruk, yaitu :
1. Panen dan Waktu Panen
Pemetikan buah jeruk tidak dapat dilakukan sekaligus karena buah jeruk tidak matang secara bersamaan. Pemetikan buah jeruk harus diutamakan pada buah-buah yang sudah matang. Buah jeruk yang telah mencapai derajat kematangan optimal memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
a. Kulit buah telah menguning (hijau kekuning-kuningan) dengan warna yang menarik, sehat dan segar.
b. Permukaan kulit buah halus dan tekstur agak lunak.
Terimakasih
Langganan:
Postingan (Atom)