Jeruk Minim
Biji Asli Indonesia
Badan Puslitbang Hortikultura
Pertanian memperkenalkan 2 varian jeruk yang diharapkan mampu menyaingi
hadirnya jeruk-jeruk impor yang membanjiri Indonesia.
Tingginya jumlah import produk
hortikultura, salah satunya buah jeruk, yang pada data Badan Karantina tercatat
sebesar 171.858,9 ton membuat Badan Puslitbang Hortikultura Pertanian terus
berupaya mencari terobosan baru dan meningkatkan daya saing agar tetap bisa
bertahan di negeri sendiri.
Bertempat di Jakarta Convention
Center, Kepala Balai Penelitian Jeruk dan Buah Sub Tropika, Puslitbang
Hortikultura, Dr. Ir. Hardiyanto, M.Sc, memperkenalkan kedua varietas baru
tersebut. Kedua varietas tersebut adalah jeruk keprok soe seedless dan jeruk
pamelo nambangan seedless. Varietas jeruk dengan jumlah biji yang minim.
“Jeruk keprok soe seedless ini
berasal dari Kabupaten Timor Tengah, NTT. Warna kulitnya oranye
kemerahan. Rasanya manis, sedikit asam, dengan tingkat kemanisan 9-12 brix.
Bijinya kurang dari lima. Produktivitasnya 20-40 kg/pohon/tahun. Area
pengembangannya dataran tinggi 800-1200 mdpl, beriklim kering,” terangnya.
Selain jeruk keprok soe seedless,
pria lulusan Universitas Brawijaya Malang dan University of the Philippina ini
juga menjelaskan spesifikasi jeruk pamelo nambangan seedless. Jeruk asal
Kabupaten Magetan Jawa Timur yang dibalut dengan warna kulit hijau kekuningan
ini memiliki rasa manis tanpa getir, dengan tingkat kemanisan 12 brix. Daging
buahnya yang merah memiliki biji tidak lebih dari lima.
Mengenai area pengembangannya,
Hardiyanto menjelaskan buah ini mampu berkembang di dataran rendah 0-300 mdpl,
beriklim kering. Tingkat produktivitasnya mencapai 150-200 kg/pohon/tahun.